.....::::: Selamat datang di PSHT INDONESIA salam persaudaran......mohon dukunganya demi terealisasinya blog PSHT INDONESIA . Terima kasih::::....

NAPAK TILAS DAN RENUNGAN

Namanya Huntoro, nama panggilannya Blit. Ia adalah saudara kita yang berasal dari PSHT Blitar. Sejak tahun 2003 ia mulai merambah ke gelanggang, ikut bertanding pencak silat di Kelas B Putra. Selanjutnya sejak saat itu ia terus mengikuti berbagai pertandingan mulai dari tingkat cabang hingga tingkat Daerah, dan prestasi tertingginya sejauh ini adalah juara I kelas B Putra Kejuaraan antar Cabng PSHT se-Jawa Bali di UNS Solo tahun 2006, Juara III Kejurda se-Jawa Timur kelas B Putra tahun 2006 (diadakan di Jember), dan Juara I kelas B Putra Kejurnas Antar Perguruan tinggi PSHT di Unibraw-Malang, tahun 2006, dimana komisariat yang diwakilinya yaitu ITN Malang (Institut Teknologi Nasional Malang) berhasil meraih juara umum 2. Para pelatih dari PSH Terate Malang sepakat kalau Blit memang memiliki bakat alam untuk menjadi seorang fighter, yang perlu dilakukan adalah membenahi kemampuan fisiknya dan memoles mental bertandingnya.

Namun pada pertengahan tahun 2006 ia mengalami kecelakaan, motornya menabrak sebuah mobil ketika ia bari saja pulang dari sebuah acara di Batu. Tulang paha kanannya patah, wajah dan kepalanya mendapat beberapa jahitan, dan tangannya lecet-lecet. Kami semua menjenguknya di Rumah sakit dan dari hasil rontgennya, ia harusnya dioperasi. Tetapi entah karena alasan apa, orang tua Blit memilih untuk memebawanya ke pengobatan alternatif, kakinya cukup diurut. selama beberapa bulan Blit harus berjalan menggunakan kruk sampai kakinya pulih kembali.

Namun keinginannya untuk kembali ke gelanggang sangat kuat. Akhir tahun 2006 akhirnya ia memutuskan untuk melakukan operasi tulang. Tulangnya direposisi kembali dan disambung dengan pen. Pen itu baru akan dilepas bila tulang pahanya telah menyambung utuh, dan itu membutuhkan waktu kira-kira 1-2 tahun.

Tetapi karena tulangnya sudah diberi pengaman yaitu pen, mulai bulan ketiga Blit sudah bisa berjalan tanpa menggunakan kruk. Bulan kelima, sekarang ini ia sudah mulai menata stamina fisiknya, tidak dengan lari/joging, tetapi ia mengayuh sepeda stasioner selama kira-kira 30 menit-satu jam. Bahkan pelan-pelan ia mulai belajar melakukan gerakan dasar pencak silat yaitu sikap pasang (belum diperbolehkan menendang dan memukul). Ia berniat belajar silat lagi dari awal, setahap demi setahap dan menetapkan bahwa tahun depan (2008) ia sudah kembali ke gelanggang, main!

L ain si Blit, lain juga dengan kisah si Fir. Fir punya nama asli Mohammad Firnandi, asalnya dari Mojokerto. Ia dididik silat oleh Mas Kun "Murdoc", dedengkot silatnya PSHT Cabang Mojokerto. Debut pertamanya adalah pada saat Kejurda Jawa Timur di Islamic Center Surabaya tahun 2005, dimana ia berlaga di kelas E Putra. Lain dengan Blit, Fir mungkin tidak punya bakat alami sebagai Fighter, tetapi ia dianugerahi ketekunan dan kemauan keras untuk belajar. Kemampuan tekniknya yang meningkat pesat membuat ia dilirik oleh pengurus PSHT cabang Bulungan-Kalimantan Timur. Fir ditawari untuk bermain mewakili PSHT Bulungan di ajang PORPROV Kaltim tahun 2006. Alhasil, disana Fir berhasil meraih juara II Kelas F Putra. Kemudian, pada bulan Maret kemarin, Fir ditawari oleh Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) untuk bertanding mewakili UWKS di Kejurnas PANASONIC Antar Perguruan tinggi se-Indonesia. Dalam kejuaraan itu, Fir mampu bermain cemerlang hingga babak final.

Ternyata di babak final, Fir mengalami cedera parah; kaki kirinya patah di tulang kering akibat kesalahan teknik. Ia segera dibawa dengan ambulan ke Rumah sakit terdekat; dan pada malam itu juga tulang keringnya yang patah harus dioperasi. Dokter Sarwani yang menangani operasinya juga memasang pen di kaki Wir.

Setelah operasi, Fir mengalami rasa sakit yang amat sangat. Tetapi rasa sakit itu berhasil dilewatinya, bahkan di hari ketiga setelah operasi ia sudah berjalan-jalan dengan kruk. Sekarang ini Fir sudah keluar dari rumah sakit, ia masih berjalan menggunakan kruk, tetapi ia optimis untuk terus bermain pencak silat. Bersama pelatih ia merencanakan target. Bulan pertama, belajar berjalan; bulan kedua mulai menguatkan kaki dengan mengayuh sepeda stasioner; dan bulan ketiga, mulai belajar teknik dasar pencak silat dari awal lagi. Tahun depan, ia berniat sudah bisa bermain lagi.

Dan ini cerita ketiga: Namanya Wahyu Prabowo, panggilannya Bowo. Ia seorang pesilat dari PSHT Nganjuk yang berkuliah di Jurusan Olahraga Universitas Negeri Malang dan aktif di UKM PSHT Malang. Gelar Juaranya yang pertama diraih pada even Kejurda Jatim Gubernur Cup II di Islamic Center Surabaya tahun 2005. Lain Blek, Lain Wir, lain juga si Bowo: senjatanya untuk menang adalah semangatnya yang tinggi dan hasratnya untuk berlatih lebih keras dari siapapun. Karir silatnya bisa dibilang cerah; bahkan pada tahun 2006 ia masuk tim Jawa Timur untuk mengikuti Grand Final Sirkuit Pansonic Nasional di Jakarta.

Namun pada saat mengkuti kejuaraan Sirkuit 2006 itu, ia juga mengalami cedera; otot engkel kiri dan lutut kananya robek. Ia gagal dalam kejuaraan itu dan tak membawa pulang medali apapun; malah sampai seminggu sesudahnya ia tak mampu berjalan dan harus dipapah. Padahal sebulan kemudian ada kejuaraan penting yang harus diikutinya, yaitu Kejurda Jatim Pra-PON XVII, sebuak ajang untuk meyeleksi pesilat-pesilat terbaik se-Jatim yang berhak untuk mewakili jatim di even Pra PON XVII dan PON XVII; sebuah even Nasional yang amat bergengsi di mata insan pencak silat.

Bowo bersikeras untuk bermain. Para pelatih akhirnya mengalah pada semangat Bowo; mereka mengijinkannya bermain, asalkan ia harus menjalani pemulihan lebih dahulu. Mas Edi Suhartono-pelatih PSHT yang paling galak di Malang, membuat ultimatum pada Bowo; "Seminggu sebelum pertandingan baru kamu boleh berlatih nendang". Dan itupun tidak boleh sparring yang mengharuskan ada kontak anggota badan dengan lawan.

Kejurda Jatim itu akhirnya dikuti Bowo dengan penuh kehati-hatian, namun dengan niatan penuh ingin meraih Juara. Strateginya adalah berusaha main aman, tidak perlu banyak kontak dengan lawan, yang penting unggul poin. Sempat rasa sakit di engkel dialaminya ketika bertanding, tetapi ia bisa melewati babak tiap babak dengan baik.

Ternyata usahanya tidak sia-sia; semangat dan doa berhasil mengantarkan dirinya menjadi Juara I kelas G Putra se-Jatim! Bowo berhak untuk mengikuti Puslatda Pencak Silat Jatim dan mewakili Jawa Timur dalam even Pra-PON XVII yang diadakan di Banten bulan Mei ini. Meskipun terkadang masih terasa sakit, Bowo tetap tekun menjalani latihan keras seperti biasa. Bisa dibilang, latihan yang dijalani lebih keras dari atlit lain di Puslatda.

tiga cerita yang kukisahkan diatas bukalah rekayasa; namun benar-benar terjadi. Mungkin beberapa dari sedulur ada yang mengenal mereka bertiga. Namun tujuanku untuk menceritakan tiga cerita diatas bukanlah untuk menuai simpati; tetapi untuk belajar dari kisah itu.

Dari mereka bertiga kita semua bisa belajar sesuatu: Kita tidak boleh menyerah dalam menghadapi hambatan; seberat apapun hambatan itu. Mereka bertiga menolak untuk menyerah. Mereka tetap mematuhi suara panggilan hati masing-masing untuk kembali bertarung di gelanggang. Kukira mereka inilah contoh nyata bibit unggul manusia PSHT. Pantang menyerah, mental baja, dan bayangkan bila 1.000.000 manusia PSHT memiliki mental seperti mereka bertiga, dimana sikap pantang menyerah itu diwujudkan tidak hanya dalam berlatih pencak silat saja tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam bersekolah, bekerja, menjalankan organisasi, dan sebagainya; akan bagaimana Negara kita? Tentu negara Indonesia tercinta ini akan berubah; tidak akan terlalu lama terpuruk karena ada SDM-SDM yang pantang menyerah di dalamnya yaitu manusia Setia Hati Terate.

Akhir kata, boleh kita semua meneladani kata Michael Jordan:

"HALANGAN TIDAK BOLEH MENGHENTIKAN LANGKAH. JIKA DINDING MERINTANGI, JANGAN BERBALIK UNTUK MENYERAH. CARILAH SEGALA CARA UNTUK MEMANJATNYA, MENEMBUSNYA, ATAU MENGITARINYA".



"SEPIRO GEDHENING SANGSORO YEN TINOMPO AMUNG DADI COBO"



Artikel Terkait:




Sebarkan Artikel ini :

Digg Google Bookmarks reddit StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

2 komentar:

Not Really Matter mengatakan...

betul mas... kebetulan saya kenal dengan 3 orang tersebut dan 1 komisariat dengan mas bowo beda angkatan. Salam persaudaraan

Shofial official mengatakan...

Kaos jaket sakral psht stock ready dulur visit juragan1922.blogspot.com

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar


jiwan-pasther
 
copy right © PSHT MADIUN